Buka Konvensi DMDI ke 20, Menag: Umat Islam Harus Kuat dan Sulutkan Perdamaian

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Mewakili Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Menag Fachrul Razi tadi malam menghadiri sekaligus membuka Konvensi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 20 dan Penyerahan Anugerah Masnyur Syah Dunia. 

Konvensi DMDI ke-20 digelar mulai 22 hingga 24 November 2019 di Hotel Sultan, Jakarta. Gelaran ini menjadi ajang silaturahmi para pengurus yang tersebar di 23 negara. DMDI tahun ini mengangkat tema "Memperkasakan Ekonomi Melalui Bisnis Online". 

Tampak hadir, Presiden Dunia Melayu Dunia Islam, Tan Sri Raja Mohd Ali Bin Mohd Rustam, Ketua Umum DMDI Herman Deru, Ketua Dewan Penasihat DMDI, Syafruddin, Ketua DMDI DKI Jakarta, Said Aldi Al Idrus dan sejumlah kepala daerah lainnya. 

Menag Fachrul Razi menyampaikan salam hormat Wakil Presiden yang berhalangan hadir karena ada kegiatan kenegaraan. "DMDI merupakan organisasi luar biasa. Saya menyambut baik konvensi ini dengan menghadirkan perwakilan 23 negara yang membahas isu aktual dalam kerangka menjalin hubungan ekonomi masyarakat Islam," kata Menag.

DMDI, lanjut Menag, diharapkan dapat lebih optimal dalam merekatkan persatuan umat Islam di dunia dan menyulutkan perdamaian serta keadilan sosial. "Umat Islam yang terpecah-pecah akan membuat kemunduran peradaban. Energi umat Islam tidak boleh habis oleh persoalan remeh-temeh dan tidak substantif. Namun berfikir strategis dalam mengantisipasi tantangan dan peluang masa depan," tutur Menag.

Dijelaskan Menag, salah satu ulama besar dan pahlawan Indonesia yakni Buya Hamka menyatakan kejayaan Melayu tidak dapat dipisahkan dari kejayaan Islam. Dakwah harus berjalan terus yang merupakan jawaban umat Islam terhadap situasi kekinian dalam mengelola masa depan. 

Ada empat agenda dakwah yang relevan. Pertama membina umat dengan pendidikan keislaman yang utuh. Kedua meluruskan jika ditemukan ada ajaran yang menyimpang. "Ketiga, menanggulangi krisis akhlak dan keempat membangun kemandirian umat lewat peran zakat dan wakaf dalam menanggulangi kemiskinan," kata Menag. 

Menag menambahkan, umat Islam yang kuat harus melindungi saudaranya yang lemah, yang kaya wajib melindungi yang miskin dan yang pintar wajib membela yang tertinggal. 

Di akhir sambutannya, Menag pun berpantun karya Buya Hamka tentang pentingnya akhlak dan budi pekerti. Tegak rumah karena sendi, runtuh sendi rumah binasa, sendi bangsa ialah budi, runtuh budi runtuhlah bangsa.(p/ab)